melanjutkan postingan sebelumnya tentang Pilkades (pemilihan kepala desa) yang terjadi di desa saya dan desa-desa laindi kabupaten Pekalongan. Banyak cerita yang bisa kita ambil dari pilkades kemarin, salah satunya yaitu pelaksanaan pilkades yang mungkin melahirkan pemimpin yang korup.
kenapa hal demikian bisa terjadi?? mungkin warga kabupaten Pekalongan kemarin yang menggunakan hak pilihnya pasti tau mengapa ini bisa terjadi. Ya betul, dari pantauan saya kemarin saat kampanye kemarin, para calon kepala desa menggelontorkan banyak uang yang jumlahnya tidak sedikit, tidak hanya puluhan bahkan ratusan juta . uang ini banyak digunakan untuk menyuap warga untuk memilih dirinya dan warga pun mendukung hal ini serta mencibir calon yang dananya minim.
P2KD (panitian pemilihan kepala desa) sebagai penyelenggara pun bukannya mengawal dan mengamankan agar hal ini tidak terjadi, malahan mereka ikut-ikutan dalam praktek ini dan menganggap hal ini adalah sebuah kewajaran dalam pilkades. bagaimana negara ini mau maju. warga desa mau maju. kalau warganya masih menghalalakan prakten korupsi. banyak warga yang mengecam pemimpin kepala daerah, anggota dewan yang melakukan tindak pidana korupsi. ini bukan mutlak kesalahan mereka, ini juga merupakan kesalahan kita sendiri sebagai warga yang juga suka disuap. mereka pun pastinya setelah jadi pemimpin suatu desa atau daerah akan menginginkan uang nya yang jumlahnya tidak sedkit itu untuk kembali, pasti jalan korupsilah untuk meraka mendapatkan uangnya kemabali. bagaimana negara kita bisa maju?
Subscribe to:
Posts (Atom)